Axiata Xlindo

Axiata Xlindo

Senin, 25 April 2011

Mengemudi Di Malam Hari



Pertambahan jumlah kendaraan bermotor di dunia termasuk Indonesia, terutama kendaraan roda dua menunjukan angka yang sangat besar dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut di satu sisi memberikan dampak positif bagi masyarakat namun demikian di sisi lain ternyata menimbulkan dampak negative yaitu terjadinya kasus-kasus kecelakaan yang mengakibatkan kordban meninggal dunia. Laporan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organisation – WHO) pada tahun 2004 menyebutkan korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 1,2 jiwa per tahun atau lebih dari 3200 jiwa per hari, merupakan angka penyebab kematian tertinggi ketiga.
Berkaitan dengan hal ini WHO – salah satu Organisasi dibawah PBB -- merasa perlu adanya program gerakan global yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan tingginya korban akibat kecelakaan lalu lintas dan pada tahun 2006 dibentuk Kemitraan Global Keselamatan Jalan (Global Road Safety Partnership – GRSP ) yang diketuai oleh Giri Soeseno, mantan Menteri Perhubungan Republik Indonesia.. GPRS bekerja berdasarkan kepada 3 (tiga) pilar utama, yaitu (i) Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, kewenangan dan pembinaan (ii) Dunia usaha, yang diharapkan bukan sekedar memberikan bantuaan financial dan peralatan tapi juga menyadarkan pentingnya keselamatan berkendara, dan (iii) masyarakat sebagai pelaku utama yang berperan sangat besar.
Menghilangkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas sama sekali adalah suatu hal yang tidak mungkin, dan korban akan tetap terjadi sepanjang transportasi masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Yang harus dilakukan adalah meminimalisasi atau memperkecil resiko yang terjadi akibat kecelakaan melalui gotong royong yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stake holders).
Langkah nyata dari program Kemitraan Global Keselamatan Jalan atau disebut juga Gotong Royong Selamatkan Pemakai Jalan (GRSP) di Indonesia antara lain melalui kampanye pendidikan, pelatihan, mengajak masyarakat untuk taat kepada peraturan perundangan yang berlaku .
Berikut ini adalah Tip Mengemudi Di Malam Hari sebagai salah satu kiat untuk menhindari atau mencegah terjadi kecelakaan.
Bagi beberapa kalangan, terutama pengemudi bus malam, mengendarai kendaraan di tengah malam tentu akan lebih nyaman. Maklum jalanan biasanya sepi, apalagi bila di jalur luar kota. Tapi bagi yang tak biasa, mengemudi malam hari menjadi tantangan sendiri. Sebab, kondisi malam hari amat berbeda dengan tatkala mengemudi di siang hari. Indera pengelihatan harus bekerja berat karena intensitas cahaya amat kurang. Kemampuan mata juga makin terbatas dan diperparah dengan sorotan lampu kendaraan yang menyilaukan dari arah berlawanan. Meski demikian, perjalanan di malam hari rata-rata memang menjadi pilihan bagi mereka yang akan melakukan perjalanan jauh. Termasuk ketika waktu mudik tiba, biasanya pemudik yang membawa kendaraan sendiri lebih memilih pulang pada malam hari.
Kiat yang dapat dilakukan agar perjalanan malam Anda aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan:
• Pastikan lampu utama berfungsi dengan baik.
Untuk jaga-jaga, tak ada salahnya menyediakan lampu cadangan agar jika terjadi sesuatu Anda tak perlu repot-repot mencari penjual suku cadang.
• Pastikan kaca lampu utama dalam kondisi bersih.
Jika perangkat penerang itu kotor maka kemungkinan besar akan mengurangi jarak pandang. Idealnya, lampu tersebut harus dapat menerangi jarak sekitar 150-an meter ke depan.
• Pastikan bahwa sinar lampu kendaraan tidak mengganggu pandangan pengemudi didepan pada saat berhadapan.
• Kurangi penggunaan lampu penerang kabin saat sedang dalam perjalanan. Pantulan dari dalam kabin dapat membuat mata silau. Akibatnya, pandangan ke depan pun akan terganggu.
• Sebaiknya hindari langsung bertatapan dengan cahaya lampu. Kalau pun terpaksa, berkediplah untuk mengurangi silau. Sebaiknya menatap ke samping atau mengarahkan pandangan ke depan mobil yang dikemudikan.
• Setelah kendaraan dari depan berlalu, usahakan mata cepat beradaptasi dengan berkedip beberapa kali. Dalam upaya ini pengemudi harus ekstra waspada dan konsentrasi penuh. Selanjutnya, jika tak terlihat lagi mobil yang lewat dari depan, gunakan high beam (lampu jauh) untuk membantu pengelihatan dari jarak jauh (dengan catatan didepan tidak ada mobil lain sehingga tidak menimbulkan silau pengemudi lain ).
• Jika ada mobil dari arah depan, matikan lampu jauh dan pasang lampu dekat. Saat ingin menikung, gunakan ground effect.
• Manfaatkan penuntun di tepi jalan. Misalnya bahu jalan, rambu dan sebagainya. Anda juga bisa menggunakan kacamata khusus untuk mengemudi malam hari dan istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan.
• Kurangi kecepatan, dan gunakan garis jalan (baik yang di tengah maupun garis pinggir) sebagai patokan, jika pada lajur yang Anda lalui tidak terdapat lampu jalan (terutama ketika di tanjakan atau di samping tebing),
• Sebisa mungkin jangan berhenti di lajur yang minim penerangan. Selain rawan kejahatan, kemungkinan besar, kendaraan lain tidak melihat keberadaan mobil Anda. Jika hal ini terpaksa Anda lakukan, gunakanlah segitiga pengaman sebagai penanda.
Di samping tips tersebut di atas , yang lebih utama yang harus diperhatikan oleh pemakai jalan adalah tidak berkendaraan secara ugal-ugalan, mengendalikan emosi, tetap waspada dan selalu patur pada aturan dan rambu-rambu lalu lintas.

Penulis adalah Mantan Menteri Perhubungan RI . saat ini menduduki jabatan penting di berbagai organisasi nasional dan internasional serta berbagai perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar