Axiata Xlindo

Axiata Xlindo

Senin, 25 April 2011

UNIVERSITAS TERBUKA, Membuka Akses Pendidikan Tinggi Bagi Semua



"Universitas Terbuka adalah universitas negeri yang berkualitas dan fleksibel yang dapat melayani kebutuhan pendidikan tinggi tanpa kendala waktu, tern pot don usia."
"... Sikap kemandirian yang tinggi, rasa percaya diri yang kuat dan ilmu yang dapat diterapakan dalam menjalankan tugas sebagai Bupati, adalah sebagian manfaat langsung yang diperoleh setelah lulus dari UT"
PENDIDIKAN TINGGI UNTUK SEMUA
Sejak didirikan pada tahun 1984, keberadaan Universitas Terbuka (UT) memang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan tinggi nasional dalam memberikan layanan pendidikan tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat. Memfasilitasi hal tersebut, UT mengkolaborsikan sistem pendidikan terbuka dan sistem pendidikan jarak jauh.
Konsep pendidikan terbuka (open education atau open learning) adalah suatu tujuan atau cita-cita kebijakan mengenai sistem pendidikan bagi semua tanpa batasan. Sistem ini menekankan pada pentingnya
keluwesan sistem untuk meminimasi kendala tempat, waktu dan ragam aspek lainnya yang disebabkan karakteristik mahasiswa. UT bersifat inklusif yang bermakna bahwa tidak ada diskriminasi terhadap siapa pun yang berkeinginan menempuh pendidikan tinggi.
Selaras, karakteristik utama sistem pendidikan jarakjauhadalahketerpisahanantarapelajardan pengajar, dimana mereka tidak bertatap muka. Sistem pendidikan jarak jauh menggunakan berbagai media pembelajaran yang dirancang secara khusus sehingga bersifat lengkap, artinya self-contained dan self-instructional. Dengan demikian, bahan ajar dapat dipelajari secara mandiri. Sistem pendidikan jarak jauh memberi penekanan khusus pada kemandirian mahasiswa dengan fleksibilitas tinggi.
AKSELERASI PENINGKATAN KUALITAS
Untuk mewujudkan kesemua hal tersebut, UT senantiasamenyempurnakan sistem pendidikan yang dapat memfasilitasi keterbukaan dan kepentingan semua lapisan masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi. Tujuan utamanya meningkatkan kualitas pendidikan
bagi para mahasiswa dan jmeningkatkan efisiensi pengelolaan universitas.
Sebagai contoh, UT merancang bahan ajar secara sistematik dengan menggunakan prinsip-prinsip teknologi pendidikan terkini, sehingga bahan ajar dapat lebih mudah dipahami. Bahan ajar dibuat dengan menggunakan media yang paling accessible, yaitu berbentuk bahan cetak yang diperkaya dengan bahan ajar non cetak seperti kaset, CD, internet dan lain sebagainya. Disamping itu UT berupaya menyempurnakan sistem yang selaras dengan perkembangan teknologi.
Upaya peningkatan kualitas akademik dan layanan terhadap mahasiswa, tentunya memberikan dampak cukup signifikan terhadap peningkatan kualitas lulusan UT. Hal ini tercermin pada penyelenggaraan tutorial, baik secara langsung maupun secara online dengan menggunakan platform e-learning.
Guna meningkatkan kualitas bahan ajar, UT senantiasa melakukan jajak pendapat, baik kepada mahasiswa maupun para pakar. Kualitas bahan ajar UT dinilai sangat memuaskan, baik
dari sistem dan materi maupun dari sisi tampilan dan kekuatan fisik. Bahkan banyak tenaga pengajar yang berkeinginan menggunakan bahan ajar UT sebagai materi pembelajaran di universitasnya masing-masing.
UT secara prinsip memiliki karateristik pembelajaran berbeda dari universitas dengan sistem pembelajaran tatap muka, sehingga pengelolaan UT lebih sesuai dengan tata kelola perusahaan / industri. Oleh karenanya, upaya peningkatan kualitas, tidak hanya diimplementasikanterhadappeningkatankualitas akademik melalui akreditasi dan sertifikasi, melainkan juga terhadap peningkatan kualitas manajerial dengan pendekatan audit sistem ISO.
Secara berkelanjutan, UTmengundangauditor ISO untuk menilai berbagai aspek manajemen yang ada. Sejauh ini Univeristas Terbuka telah mengantongi sedikitnya 34 sertifikat ISO untuk berbagai aspek manajemen. Jumlah tersebut tentunya akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Dengan demikian, sistem ini diharapkan mampu menghasilkan kinerja terbaik dengan "zero defect'.
Berlandas pada perkembangan kualitas, baik dari sisi akademik maupun manajemen, maka tak mengherankan apabila pertumbuhan Jumlah mahasiswa UT dari waktu ke waktu terus meningkat secara signifikan. Pada saat pertama kali didirikan, Jumlah mahasiswanya berkisar 65 ribu. Jumlah tersebut saat ini telah meningkat menjadi 10 kali lipat atau sekitar 650 ribu mahasiswa.
Mahasiswa UT berada pada setiap kecamatan yang lokasinya tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Status mahasiswa UT pun sangat beragam, seperti para professional, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, personel TNI dan POLRI, guru, TKI di luar negeri, narapidana hingga para pejabat negara/pemerintah di tingkat pusat maupun di daerah. Dengan demikian, terbukti bahwa UT telah mampu mempersatukan penduduk Indonesia seluruh Nusantara melalui pemberian layanan sistem pendidikan tinggi yang terstandar. Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh yang diterapkan UT menggunakan teknologi tepat guna yang non diskriminatif pada seluruh kelompok masyarakat.
Tingkat kelulusan Universitas Terbuka cukup baikyaitu lebih dari 80 persen. Setiaptahunnya Universitas Terbuka meluluskan sedikitnya 60 ribu sarjana. Beberapa lulusan UT antara lain adalah Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Linda Agum Gumelar, Menteri EE. Mangindaan, Panglima TNI Djoko Santoso, Gubenur Bangka Belitung Eko Maulana Ali (yang sedang menjadi ketua Ikatan Alumni UT), Mantan Menhankam Wiranto, Pengusaha Dr. BRA. Mooryati Soedibjo dan lain sebagainya.
PENGAKUAN DUNIA INTERNASIONAL
Kualitas UT dalam lingkungan dunia Internasionai pun tak diragukan lagi. Sebagai contoh, saat ini Tian Belawati selaku Rektor UT
tengah dipercaya menjabat sebagai Presiden AAOU (Asian Association of Open Universities), yaitu asosiasi Universitas terbuka yang ada di Regional Asia. Selaras UT kerap dijadikan sebagai lokasi studi banding oleh berbagai Universitas terbuka yang berada di kawasan Asia maupun dari negara-negara lain yang hendak membuka Universitas di negaranya.
Peran dan prestasi UT lainnya dalam dunia internasional adalah sebagai penggagas dan pimpinan tim pada program kolaborasi ASEAN Studies; anggota Komite Eksekutif wakil Asia
Pasifik serta anggota Board of Trustee pada International Council for Open & Distance Education (ICDE); serta pada tahun 2005 UT memperoleh Sertifikat Kualitas dan Akreditasi Internasional dari ICDE.
RENCANASTRATEGIS
Mendukung peningkatan kualitas layanan UT terhadap masyarakat luas, maka dalam rencana strategis tengah dirancang perubahan status UT menjadi BHPP (Badan Hukum Pendidikan milik Pemerintah). Menyandang status sebagai BHPP, UTakan memiliki otonomi dalam bidang akademik maupun dalam bidang pengelolaan sumber daya.
Berkaitan dengan hal tersebut, UT telah merampungkan rencana strategis untuk periode 2010-2021. Hal pertamayangtermuat dalam rencana strategis ini adalah menjadikan UT lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat terutama dalam penyelenggaraan berbagai program pendidikan yang sesuai kebutuhan masyarakat, baik dalam jenjang non gelar, sarjana, magister dan doctoral.
Selanjutnya, seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur teknologi di Indonesia, UT secara perlahan namun pasti akan lebih meningkatkan pemanfaatan ICT untuk proses pembelajaranjarakjauh. UTakan masuk dalam proses pendidikan berbentuk virtual learning yang lebih kental, selaras dengan segmen masyarakat yang hendak dilayani. Artinya, di masa mendatang akan dibuka program-program pendidikan khusus bagi masyarakat yang memiliki akses lebih luas terhadap teknologi, seperti internet.
Rencana strategis lainnya adalah pengelolaan UT dengan sistem yang lebih transparan yang pada umumnya diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan yang bersifatterbuka.
Selaras dengan paparan rencana strategis tersebut, Visi UT pun semakin disempurnakan, yaitu "Menjadi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh Yang BerkualitasDunia Dalam Menghasilkan Produk Pendidikan Tinggi." Yang dimaksud dengan produk pendidikan tinggi adalah lulusan, hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah, bahan ajar untuk perguruan tinggi dan juga karya-karya pengabdian kepada masyarakat.[]

INKLUSI, PENDIDIKAN TANPA DISKRIMINASI

Modal Semangat
Bermodal semangat untuk menyumbangkan darma bakti kepada masyarakat Purbalingga melalui pendidikan, lahirlah sekolah inklusi SD PAS (PAS)yang beralamat jalan Letjend. S.Parman No. 19B Purbalingga. Sebagai saudara kandung SD PAS yang berlokasi di Karang Tengah I, Lebak Bulus Jakarta Selatan, SD PAS berdiri untuk mendidik siswa yang kesulitan belajar, seperti ADHD, ADD, autis, disleksia, diskalkulia, lamban belajar dan sebagainya. Setali tiga uang, hal tersebut ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat bahkan dari daerah di kecamatan yang lain. Sebagai sekolah inklusi, SD PAS mempunyai anak didik yakni siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus. Mereka diajarkan untuk bersama-sama sehingga mereka dapat berintegrasi, belajar, bermain, tumbuh dan berkembang bersama, ditumbuhkan sikap dan sifat saling menghormati dan menghargai, meskipun antara mereka berbeda kemampuan.
Pengertian dan Konsep Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi meaipakan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Secara formal kemudian ditegaskan dalam Konferensi Dunia tentang Pendidikan Berkelainan bulan Juni 1994. Dalam konferensi tersebut ditegaskan bahwa prinsip mendasar dari pendidikan inklusi adalah ‘selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada diri anak’.
Pun demikian di Sekolah Inklusi PAS merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi. Selain itu SD Inklusi PAS juga menempatkan anak berkebutuhan khusus tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya. Oleh karena itu, SD Inklusi PAS menekankan adanya restrukturisasi sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, artinya kaya dalam sumber belajar dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus dididik bersama anak lainya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat di pisahkan sebagai suatu komunitas.
Ada 6 (enam) elemen yang terkandung dalam pendidikan inklusi, yaitu: (1) inklusi (keterbukaan) dari semua anak; dengan kemampuan yang beragam di sekolah akan diperhatikan jika mereka memiliki cacat, (2) representasi anak dengan kemampuan berbeda di sekolah dan kelas dalam proporsi yang alamiah untuk suatu wilayah yang besar, (3) tidak ada penolakan dan kelompok yang heterogen, (4) usia dan jenjang penempatan yang sesuai dengan kemampuan yang beragam, (5) lokasi didasarkan pada koordinasi dan manajemen pengajaran dan sumber daya, dan (6) gaya sekolah efektif dipusatkan pada model pengajaran.
Model Pendidikan
Terkait dengan model pendidikan inklusi dan dengan mempertimbangkan kondisi serta sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia, model pendidikan inklusi di SD PAS lebih menyesuaikan dengan model mainstreaming (penempatan anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak-anak normal bersama-sama dalam satu kelas).
Penempatan anak berkebutuhan khusus di SD PAS dilakukan dengan 3 (tiga) model, yaitu : (1) Kelas reguler (inklusi penuh), yaitu anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. (2) Kelas reguler dengan cluster yaitu anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus. (3) Kelas Khusus dengan integrasi yaitu anak berkebutuhan khusus belajar secara khusus di kelas tersendiri, dan pada kegiatan tertentu belajar bersama siswa normal.
Metode Pembelajaran
1. Active Learning ; Siswa lebih banyak berperan aktif, kreatif, terampil dan mandiri. Metode : Kelompok/Kerjasama, Diskusi (memecahkan masalah), Praktek, Tanya jawab, Inkuiri (penelahan sesuatu, dengan cara mencari kesimpulan), Mengarang.
2. Multiple Intelegence; Proses pembelajaran dengan memaksimalkan kemampuan anak antara lain: Visual/Linguistik, Musikal, Logika/Math, Visual/Spatial, Naturalist, Bodily/kinesthetic, Intra/personal, Inter/personal. Metode : Simulasi, Demonstrasi, Praktek, Permainan, Pemberian Tugas, Bermain peran.
3. Assembly; Program kegiatan dengan nuansa ceria untuk menampilkan (pentas) kreatifitas belajar siswa, guna meningkatkan percaya diri dan keberanian siswa. Metode: Peragaan.
4. Field trip; Kunjungan ke obyek belajar sesuai dengan tema, sehingga siswa mendapatkan informasi nyata.
Metode : Karyawisata, Partisipatorik (siswa diikutsertakan dalam kegiatan yang sebenarnya dalam kehidupan masyarakat), dan Cultural activies.
5. Observasi; Menganalisa secara sistematis, mengenai tingkah laku, kemampuan (tertinggi/terendah) dan sosialisasi emosinya dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode tersebut diiakukan sebelum siswa masuk sekolah (pada saat pendaftaran).
6. Bina Diri (Practical Life); Memberikan pengembangan dari tugas organisasi dan urutan kognisi melalui perawatan diri sendiri, perawatan lingkungan, melatih rasa syukur dan saling menghormati, dan koordinasi dari pergerakan fisik.
HARAPAN
Implementasi yang diharapkan muncul atas hasil tulisan ini bagi masyarakat adalah : Pertama, munculnya kesadaran masyarakat untuk saling menerima dan memberikan dukungan untuk melibatkan anaknya dalam pendidikan inklusi. Dalam hal ini diharapkan masyarakat yang anaknya normal tidak merasa khawatir anaknya bersosialisasi dengan siswa berkebutuhan khusus dan orang tua siswa berkebutuhan khusus tidak merasa rendah diri, sehingga muncul kondisi saling mendukung. Dukungan moral dari orang tua yang memiliki anak normal terhadap orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus juga akan diberikan. Kedua, akan muncul partisipasi aktif masyarakat seperti adanya kesadaran untuk memberikan arahan kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk ikut dalam pendidikan inklusi. Partisipasi juga dapat berupa dukungan dana, khususnya bagi kalangan yang mampu dan memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan.

Data Formal

Nama Sekolah :
SD PAS
(Yayasan Purba Adhi)

Alamat Sekolah:
Jln. Let.Jend. S.Parman No. 19B Purbalingga Jateng Telp 0281.894055 / Fax 0281. 894237

Alamat Yayasan
Gd. Menara Kuningan Lt.3 Unit LM
Jl. H.R Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5
Jakarta Selatan 12940
Telp. 021. 30015977 - 78
Fax 021.30015980

Kepala Sekolah
Dra. Ida Farida

Kepala Program Elanda Rostina M.Pd.

Pendiri &
Ketua Yayasan
Purbadi Hardjoprajitno

Visi & Misi
Visi :
Membangun Tunas Bangsa Berkarakter

Misi :
Membentuk peserta didik menjadi mandiri dan bertanggungjawab, memahami dan menghargai perbedaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik yang dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghasilkan peserta didik yang bermutu, berkualitas, bermoral dan berwawasan.

BERKARYA UNTUK IBADAH

IBU HJ. ARRY SOESANTO

Dirumahnya yang luas dan sejuk dikawasan Bintaro, Ibu Hj. Arry Soesanto sudah sibuk sejak pagi dengan telepon pesanan katering dan pengawasan dapur masakan.. Dibantu beberapa asistennya dengan sigap dan ramah satu persatu yang memesan merasa lega. Karena semua pesanan bisa dilayani dengan baik dan professional. Profesional adalah kata kunci Ibu yang sigap itu dalam mengelola Jasa Katering sejak tahun 1979. Saat ini Ibu dari Donny Arianto, Roy Septianto Nugroho, Melvi Arianti dan Fajar Fardi Firmansyah itu masih tekun dan tetap belajar mengikuti perkembangan cita rasa dunia kuliner dengan keliling beberapa daerah maupun manca negara untuk menghasilkan menu yang digemari oleh penikmat masakan katering C.V. Arry Utama. Menu masakan yang disajikan adalah masakan se Nusantara dan barat. Oleh karena itu tidak hanya Catering servise saja yang dikelola perusahaan ini melainkan juga Wedding Organizer dan Wedding Consultan. Jadi apabila Bapak Ibu mempunyai rencana hajatan perkawinan dengan model apapun, cukup hubungi CV Arry Utama semuanya sudah bisa diatasi tuntas dan mengesankan karena pengalamannya yang sudah puluhan tahun.
Perusahaan berkantor di Jl. Merpati 5 No. 7 Bintaro Kodam – Kebayoran Lama – Jakarta Selatan telp. 021 – 7354587 dan cabang di Jl. Lauser 72B Kebayoran baru – Jakarta Selatan dan di Jl. Bungur 33 Bandung. Perusahaan tersebut mempunyai karyawan sekitar 110 orang dan semuanya professional dibidangnya masing-masing. Dengan kekuatan alat transport ada 12 mobil untuk menggerakkan jalannya bisnis dirasa masih cukup. Semua masakan diolah di Bintaro dan diantarkan ke pemesan di seluruh Jakarta dan sekitarnya. Anehnya CV Arry Utama yang besar dan terkenal dimana-mana itu tidak punya staf marketing khusus, tetapi dikenal karena dari mulut ke mulut pelanggan yang sudah merasakan nikmatnya masakan Ibu Hj. Arry tersebut. Hal itu ternyata lebih manjur dalam memperluas jaringan pelanggan.
Ibu Hj. Arry Soesanto sosok pengusaha yang rendah hati dan aktif di berbagai organisasi, ternyata sangat memperhatikan karyawannya. Mereka dianggap sebagai asset perusahaan dan pendekatan kekeluargaan. Selain gaji dan tunjangan lain yang diterima, karyawan juga diasuransikan dengan Jamsostek. Semua karyawannya tinggal di Mess dan rumah tempat tinggal yang disediakan, Disamping Mess dibangun Mushola besar untuk tempat ibadah karyawan dan setiap Lebaran Idul Fitri semua karyawan diberangkatkan mudik bersama dengan kendaraan Bus AC ke tempat asal karyawan khususnya tujuan Solo, Wonogiri dan sekitarnya. Masakan yang diolah sangat higenis dan jangan lupa pesan gudeg dan sotonya yang khas serta tak ketinggalan goreng paru yang gurih dan renyah.
Bermula dari sebagai pengajar jasa boga dan catering Ibu Hj. Arry yang bersuamikan Bp. H. MD. Soesanto ini merintis usaha katering hingga besar dan mendapatkan banyak pelanggan juga mendapatkan banyak penghargaan nasional maupun international. Ikhtiar Ibu Arry tersebut tak lepas dari dukungan suami dan putra-putrinya, karena Ibu Arry selain sebagai pengusaha sibuk juga sangat memperhatikan keluarga dan putra-putrinya sehingga semua dapat menyelesaikan pendidikan tinggi.
Aktif di Asosiasi Jasa Boga DKI Jakarta sebagai Ketua Bidang Katering, juga aktif di Paguyuban Jawa Tengah, Ibu Arry Soesanto berpesan jangan lupa bekerja dengan jujur dan iklas serta nasehat orang tua “ Kacang iku ojo nganti ninggalake lanjaran” artinya jangan lupa asal-usulnya kita. Untuk itu maka tekad Ibu Arry Soesanto dan keluarganya adalah memajukan perusahaan dan membantu menyiapkan lapangan kerja buat saudara-saudara kita yang memerlukan dengan rasa asah, asih dan asuh. Saling kerjasama agar bermanfaat untuk semua serta kerja dan berkarya itu untuk ibadah. (AGP)

Fitriyan Dwi Rahayu, LULUSAN TERBAIK

Fitriyan Dwi Rahayu, lulusan dari SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menjadi salah satu lulusan terbaik SMP di Indonesia.
FITRIYAN Dwi Rahayu ialah satu dari lima siswa yang meraih predikat terbaik dari hasil ujian nasional (UN) SMP 2010. Siswa lain yang memiliki prestasi sama dengan Fitriyan dari Bali dan Jarim.
Nilai UN mencapai 9,95 atau nilai yang tidak genap 10 hanya bahasa Inggris, hanya memperoleh nilai 9,8.
Fitriyan ialah anak desa yang berasal dari keluarga seadanya. Ayahnya, Cipto Raharjo, hanya bekerja wiraswasta. Ibunya, Sukarni Mugi Rahayu, ialah seorang stat kantor desa. Rumahnya di Desa Jatiluhur, Kecamatan Karanganyar, Kebumen, Jateng.
Saban hari, Fitriyan harus mengayuh sepeda sepanjang 3 km untuk mencapai sekolahnya. Kalau tidak ada tambahan jam pelajaran, dia berangkat ke sekolah pukul 06.30 WIB. Namun, jika ada tambahan pelajaran, ia berangkat pukul 05.30 WIB. "Karena kalau ada tambahan jam pelajaran, masuk kelas
pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Fitriyan bukanlah anak eksklusif yang ogah bergaul. Justru ia memiliki kawan banyak karena sering dimintai tolong mengajari pelajaran, khususnya matematika.
Untuk ke sekolah setiap hari, ia tidak menggunakan jasa angkutan umum. la lebih memilih berhemat, naik sepeda bersama teman-temannya. "Kalau naik sepeda kan tidak mengeluarkan ongkos angkutan. Apalagi teman-temannya yang naik sepeda banyak sehingga berangkat ke sekolah tidak terlalu terasa capeknya," katanya.
Seluruh buku pelajaran, khususnya yang menjadi kesukaannya, yakni matematika, ia lahap. Bahkan, ja juga tetap menyempatkan untuk membaca buku lainnya. . "Kalau novel favorit saya adalah Sang Petnimpi karangan Andrea Hirata. Berkali-kali saya membaca novel itu dan tak pernah
bosan. Sungguh, novel itu menjadi motivasi. Saya bisa jadi bermimpi dan ingin mewujudkan cita-cita. Saya ingin jadi ilmuwan," tambah anak kedua ini.
la memang terbiasa membaca buku-buku lain karena di rumahnya dijadikan perpustakaan desa. Praktis setiap saat dia bisa menyalurkan hobi membaca bukunva. Sesekali Fitriyan juga bermain gitar untuk menyalurkan hobi lainnya, di samping membaca.
Baginya, tidak ada waktu khusus buat belajar karena bisa dilakukan sewaktu-wakru. "Cara belajar saya juga biasa saja, sama dengan yang lainnya. Tidak ada waktu khusus untuk belajar, kadang siang, ada kalanya malam. Pokoknya kalau ada waktu, saya sempatkan untuk belajar," ujarnya.
Ibunya, Sukarni, juga menyatakan anaknya sama saja dengan anak lainnya. Tetap bermain, bercanda, ngerumpi bareng temannya dan tidak ada yang khusus dari masa remajanya. "Tapi memang sejak di SD Negeri 1 Jatiluhur, prestasinya memang sudah bagus. Sejak SD sudah menduduki rangking pertama sekolah."
Benmtung, selepas SD, ia menemukan sekolah yang cocok, yakni SMP Negeri 1 Karanganyar. Sekolah di kecamatan di kabupaten kecil di Jateng tersebut memiliki cara belajar yang efektit sehingga mampu membuat siswa termotivasi untuk h-rus muningkatkan presta.si belajarnya.
Menu rut Kepala SMP Negeri 1 Karanganyar Suparmin, ada dua kebijakan prinsip yang diambil sekolah, yakni disiplin dan jangan pernah ada jam pelajaran kosong. (Liliek Dharmawan/N-2)

Yanti Sukamdani, Pelaku Pariwisata Pro Rakyat

Mbak Yanti, begitu sapaan akrab oleh kerabat, kolega, dan rekan-rekan seperjuangan. Tokoh yang satu ini cukup familiar di telinga pengusaha hotel dan restoran di Indonesia karena tak lain dia adalah orang nomor satu di kepengurusan DPP Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Gagasan-gagasan inovatif dan berbagai usaha yang dilakoninya berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan di tanah kelahirannya solo dan di Tanah Air amatlah penting dan banyak diapresiasi oleh masyarakat, tidak hanya di dalam negeri bahkan oleh masyarakat internasional. Dipilihnya beliau sebagai ketua umum DPP PHRI adalah salah satu bukti prestasi dan dedikasinya. Sisi perjuangan lainnya berkaitan dengan pemberdayaan kaum perempuan dan aktivitasnya di komisi X DPR RI, menambah panjang daftar kesibukannya, yang membuat nama wanita putri Sukamdani seorang pengusaha ternama dan pendiri Hotel Sahid ini perlu diperhitungkan dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia ke masa depan.

Sebagai orang Solo yang sejak awal hidup di masyarakat yang berkebudayaan tradisional yang kukuh dengan adat dan peraturan agama, Mbak Yanti memahami benar posisi manusia di alam semesta ini yang dipahami melalui keterkaitan yang erat antara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman usahanya, ia mampu memprediksi kesulitan dan permasalahan besar yang bakal muncul sebagai reaksi dari alam akibat pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan yang tidak memperhatikan keharmonisan ekosistem dan kelestariannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak awal pula Mbak Yanti berjuang, baik melalui kajian-kajian pembangunan berbasis lingkungan maupun mengusulkan program-program yang selayaknya dijalankan Pemerintah Indonesia dan masyarakat.

Pariwisata pro Rakyat
Sebagaimana halnya masyarakat Solo secara umum yang cinta terhadap keindahan, budaya, dan kegiatan kepariwisataan, Mbak Yanti menaruh minat dan perhatian yang amat besar di bidang pengembangan pariwisata nasional. Mbak Yanti sangat berharap agar pembangunan pariwisata di Indonesia dan Jawa Tengah khusunya dapat mengelola pariwisata dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup dan budaya masyarakat di sekitarnya. “Pengelolaan pariwisata Provinsi Jawa Tengah saya harapkan dapat terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan lingkungan alam, budaya, dan masyarakat sekitar. Pembangunan pariwisata itu untuk siapa kalau bukan untuk rakyat kita?” katanya saat ditanya bagaimana tanggapan Beliau tentang pembangunan pariwisata Jawa Tengah, beberapa waktu lalu di kantornya, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Masyarakat, menurut harus society oriented, berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat sekitarnya. “Masyarakat harus dilibatkan secara langsung sejak awal, dan terus-menerus orang sekitar harus menjadi subyek pelaksana dari program pariwisata yang diadakan. Jangan modal (capital) saja yang masuk ke Provinsi Jawa Tengah, dan masyarakat sekitar jadi penonton,” imbuh penerima penghargaan anggota Komisi X DPR RI ini.

Mbak Yanti tidak hanya kritis dan bisa protes saja. Dia justru mengembangkan sebuah program kepariwisataan yang lebih dibutuhkan bangsa, yakni Pariwisata dengan satu konsep dari, oleh dan untuk masyarakat. Kepiawaiannya tidak hanya di tataran konsep, tapi juga langsung pada tataran implementasi. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya Tourism Center di berbagai daerah antara lain Sragen. Dengan Tourism Center, masyarakat, pelajar dan mahasiswa dan pengusaha dapat saling berinteraksi untuk mencari pekerjaan dengan kompetensi ilmu dibidang kepariwisataan, mempromosikan destinasi pariwisata serta mengajak para investor dan wisatawan untuk melirik potensi wisata.

Torism Center (TC) merupakan program promosi pariwaisata yang pro rakyat karena merupakan sebuah konsep pembangunan kepariwisataan dengan mengusung filosofi “memberikan layanan wisata sambil mengenal, merasakan dan bahkan melakoni kehidupan dan budaya masyarakat sekitar obyek wisata tersebut”. “Di Solo misalnya, setiap pengunjung dikenalkan dengan budaya dan kehidupan masyarakat Solo agar mereka merasakan dan memahami Solo secara mendalam,” ungkap Mbak Yanti. Program TC, katanya lagi, intinya adalah membangun dunia pariwisata dengan basis utama masyarakat lokal. “Jadi, semua proses pelaksanaan program, mulai dari penyiapan lokasi, pembangunan sarana prasarana, menjalankan usaha wisata, dan lain-lain harus melibatkan penduduk sekitar,” imbunya lagi. Bahan dan material yang digunakan seharusnya juga dari lingkungan sekitar.

TC juga menekankan pentingnya pelibatan secara aktif masyarakat lokal, karena setiap pengunjung akan diarahkan untuk mengenal masyarakat bersama pernak-pernik budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat. “Ada dua manfaat dari dua sisi yang didapat dari pola TC. Pertama masyarakat diberdayakan secara sosial maupun ekonomi, dan di lain pihak para turis tidak hanya datang lihat-lihat pemandangan yang indah, tapi juga dapat belajar dan merasakan indahnya tata hidup dan budaya masyarakat yang sesungguhnya. Sistim ini akan membuat mereka lebih terkesan ketika pulang dari tempat wisata atau dari daerah mana saja yang memberikan pelayanan wisata,” jelasnya dengan senyum membayangkan turis pulang dengan senang hati.

Kini, terpulang kepada para pengambil kebijakan di Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Bapak Gubernur Jateng dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, apakah Provinsi Jawa Tengah harus meneruskan program pembangunan pariwisata berbasis modal yang nota benne umumnya dari asing, atau memilih memberdayakan rakyatnya sendiri sebagai pelaku utama pariwisata? Melihat berbagai kasus bencana yang muncul saat ini sebagai akibat pembangunan pariwisata tanpa memperhatikan lingkungan dan budaya setempat, kiranya apa yang diperjuangkan Mbak Yanti adalah sebuah solusi yang mencerahkan. Semoga impian Mbak Yanti melihat anak-anak negeri menjadi pelakon utama pariwisata di negerinya sendiri menjadi keniscayaan. (Taufik, Cahyono Isc.)

BANK JATENG SEMAKIN DI DEPAN

Semakin di depan itulah kata yang sekiranya layak kita sematkan kepada Bank Jateng. Ibarat laju kendaraan, Bank Jateng telah jauh meninggalkan para kompetitornya. Menurut riset dan rating yang dilakukan Infobank per desember 2008-2009, dengan kategori bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu, Bank Jateng menduduki peringkat I dengan nilai total 99,45 dan predikat sangat bagus. Dalam kelompok 10 Bank terbaik sebagai Bank Devisa, prestasi Bank Jateng juga sangat membagakan dengan menjadi nomor 1 dari 10 terbaik. Tidak hanya itu, masih menurut riset dan rating dari Infobank dalam kelompok Bank Pembangunan Daerah, Bank Jateng menjadi number wahid diantara 10 Bank Pembangunan Daerah terbaik. Artinya apa? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Bank Jateng telah mampu menjadi bank terbaik di negeri ini meninggalkan jauh kompetitornya yaitu beberapa Bank Pembangunan Daerah yang telah lebih dulu melakukan ekspansi ke luar daerah. Ini mungkin hasil yang didapat setelah cukup establish dan mapan serta kenyang pengalaman di daerah sendiri.

Sebagai bank kebanggaan warga Jawa Tengah yang memiliki jaringan luas dan merata di wilayah Jawa Tengah ditambah berbagai penghargaan yang diterimanya sudah selayaknya Bank Jateng Patut diperhitungkan dalam kancah perbankan di Indonesia. Setelah sekian lama menjadi tuan rumah di daerah sendiri yaitu Jawa Tengah, tahun 2010 ini menjadi momentum ekspansi bagi Bank Jateng di luar daerah. Benar kata orang, kalau mau dianggap “maju” harus berani keluar gelanggang jangan hanya jadi jago kandang. Tepatnya pada Bulan februari 2010 bertempat di Anjungan TMII telah dilaunching dan diresmikan pembukaan Bank Jateng cabang Jakarta oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

Pembukaan cabang Jakarta lebih didasari atas kebutuhan untuk mendekatkan pelayanan kepada warga Jateng khususnya dan juga turut mendukung program Gubernur Jateng “Mbali Desa Mbangun Desa”. Dengan semangat “mbangun desa” seluruh jajaran manajemen cabang Jakarta dituntut untuk bisa menghimpin dana warga Jawa Tengah yang berada di Jakarta dengan jumlah kurang lebih 4 juta jiwa. Salah satu cara yang dilakukan adalah menggenjot dana pihak ketiga (DPK). Kinerja Bank Jawa Tengah (Jateng) cabang Jakarta pada semester I meningkat tajam, Kantor Jakarta yang baru dibuka kurang dari 5 bulan lalu telah memberikan kontribusi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) secara signifikan, targetnya hingga akhir tahun ini bisa mencapai Rp1 triliun," demikian disampaikan Bapak Wisnu selaku Kepala Cabang saat ditemui dikantornya Ruko Grand Panglima Polim, Jl. Panglima Polim Raya No.25 Kebayoran baru.

Dari usianya yang masih seumur jagung kiranya Bank Jateng Cabang Jakarta patut diajungi jempol. Betapa tidak dalam kurun waktu yang relatif singkat Bank Jateng Cabang Jakarta telah mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dalam nilai rupiah yang fantastis. Tercatat pada bulan Maret telah terhimpun DPK sebesar Rp. 170 miliar. Selang 2 bulan kemudian tepatnya bulan mei meningkat menjadi Rp. 420,6 miliar dan awal Juni ini telah sampai pada kisaran Rp. 550 miliar.

Wisnu menjelaskan tingginya DPK kantor Jakarta karena dorongan sentimen kedaerahan warga asal Jateng yang sukses merantau di Ibu Kota sebagai pengusaha, terutama berskala kecil dan menengah, untuk mengembangkan perekonomian di Provinsi Jawa Tengah. Menurut wisnu, potensi penghimpunan dana di Jakarta sangat besar karena jumlah perantau di Jakarta yang tergabung dalam paguyuban warga Jateng dan paguyuban-paguyuban daerah di Jawa Tengah mencapai 4 juta orang. Penghimpunan DPK akan difokuskan hingga semester I/2010, setelah itu pada semester II akan dimulai pengucuran kredit modal kerja untuk warga Jateng yang merantau di Jakarta. "Banyak sekali pengusaha skala kecil menengah asal Jateng di Jakarta yang potensinya sang prospektif untuk dibiayai, seperti warung tegal, bengkel, tukang jamu dan lainnya," tegasnya.

Pada semester II nanti tepatnya bulan Juli, Bank Jateng sudah mulai ancang-ancang untuk merealisasikan pengucuran kredit dan pembiayaan yang lebih memprioritaskan pada warga Jawa Tengah yang berada di Jakarta sebagai sasaran utamanya. Bagi yang memenuhi persyaratan bank secara teknis seperti memiliki usaha tetap, tercatat sebagai karyawan, calon nasabah dapat langsung memprosesnya di Kantor Bank Jateng. Sedangkan bagi yang belum memenuhi persyaratan teknis, Bank Jateng memberikan beberapa terobosan antara lain paguyuban-paguyuban daerah dapat membentuk badan usaha koperasi. Dari koperasi tersebut, Bank jateng dapat langsung menyalurkan kreditnya. Warga Jateng yang belum masuk di koperasi dihimbau untuk untuk mendaftarkan diri dan aktif di organisasi sehingga dapat menikmati fasilitas pembiayaan yang dikucurkan pihak bank melalui koperasi. Dalam hal ini koperasi dapat menjadi lembaga fasilitasi kredit dan pihak penjamin.

Akhirnya, bagi masyarakat Jawa Tengah yang berada di Jakarta, apabila berkeinginan untuk mengajukan kredit untuk kebutuhan dan peningkatan usaha dapat langsung menghubungi Bank Jateng Kantor Cabang Jakarta yang beralamat di :

Ruko Grand Panglima Poli Kav. 25- 26
Jl. Panglima Polim Raya no.25
Kebayoran baru, Jakarta Selatan 12160
Telp. (021) 727 86144, 727 86145, 727 80902
Facs. (021) 727 80903
Email : bankjateng_cab_jakarta@yahoo.com

Ebiet G. Ade

Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini, lewat lagunya yang banyak bertemakan kehidupan, Ia mampu berkomunikasi dengan "Rumput yang Bergoyang". Ebiet adalah seorang penyanyi dan penulis lagu. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, country dan jazz pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam beberapa kesempatan yang lalu, Penyanyi balada kawakan ini memperdengarkan suara emasnya yang khas di Semarang dalam rangka menggugah kepedulian masyarakat Kota Atlas itu terhadap penderitaan para pengungsi korban Merapi. Dalam konser amal bertajuk "Symphony for Merapi" yang berlangsung di Hotel Santika Premiere Semarang itu, Ebiet seolah menjadi magnet yang membuat penonton rela menunggu hingga penyanyi kelahiran Wanadadi, Banjarnegara, 21 April 1955 silam itu muncul.
Dalam kesempatan itu, Ebiet juga menawarkan jaket yang dipakainya untuk dilelang. Gayung bersambut, penonton pun setuju dan berlomba menawarnya, akhirnya lelang jaket dimenangkan Zaenal, anggota Komisi B DPRD Jateng dengan harga Rp5 juta, sementara compact disk (CD) lagu Ebiet yang ikut dilelang justru sanggup menyentuh harga Rp7,5 juta. "Tidak apa-apa (jaket, red.) saya lelang, untuk Merapi. Tidak apa-apa saya pulang tidak pakai jaket," seloroh Ebiet di sela-sela proses lelang jaketnya, dalam konser amal untuk Merapi yang diprakarsai Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng tersebut.
Dalam konser amal tersebut, Ebiet didaulat menyanyikan 10 lagu untuk menghibur kerinduan penonton.
Satu lagu penutup berjudul "Cintaku Kandas di Rerumputan" yang dibawakan Ebiet dengan bergelora ternyata belum membuat penonton puas, dan akhirnya sang maestro balada mengalah dengan mempersembahkan satu bonus lagu, yakni "Berita Kepada Kawan". "Satu lagu terakhir mengakhiri kebersamaan kita malam ini, terima kasih semuanya," kata Ebiet menutup konsernya yang penuh pesona dan sanggup mengumpulkan total dana sebesar Rp268.102.000 dari berbagai pihak yang seluruhnya akan disumbangkan kepada pengungsi Merapi.[]